Guru :
Dewi
Asisten : Angel
& Rini Palad
Raja di atas segala Raja
Cerita tentang tiga laki-laki bijaksana.
Dari matius 2
Jauh
di sana, di timur, tiga laki-laki pintar melihat bintang yang sama. Bintang
yang Tuhan letakkan di langit ketika Yesus lahir. Mereka tahu bahwa itu adalah
sebuah tanda. Seorang bayi raja telah lahir.
Mereka
telah menunggu untuk untuk bintang ini. Mereka tahu bahwa bintang itu akan
datang.
“Dia
ada di sini!” mereka berteriak. “Dia ada di sini!” (Dan pastinya jika adik-adik
ada di situ, adik-adik telah mendengar mereka tertawa dan menari dan bernanyi
sampai matahari terbit!)
Pada
waktu subuh, mereka menyiapkan unta mereka, dan membungkus hadiah untuk bayi
mereka. Mereka membawa harta bendanya yang paling berharga:
wangi-wangian,emas,dan kemenyan. Spesial, gemerlapan, wangi, benda-benda yang
berkilauan – hanya untuk raja.
Tiga
orang majus (jika adik-adik bertemu dengan mereka, kita past berpikir bahwa
mereka adalah raja karena mereka sangat kaya, pintar, dan terlihat penting)
berangkat.
Mereka
menaiki unta mereka, menyebrangi padang gurun yang panjang, tebing tebing
gunung yang tinggi. Turun ke lembh-lembah yang dalam, melewati sungai-sungai
yang deras…melewati dataran rendah…
Malam
dan pagi hari, dari jam ke minggu, dari minggu menjadi bulan, hingga, pada
akhirnya mereka sampai di yerusalem.
Yerusalem
adalah kota yang terpenting di sepanjang jalan itu, dan orang lain bisa
memberitahumu, tempat itu adalah tempat dimana istana ada dan raja-raja lahir
di situ. Jadi disanalah mereka pergi. Merekapun masuk untuk sebuah kejutan.
Mereka
datang untuk melihat raja herodes. Tentu saja, dia tahu dimana bayi ini
sebelumnya.
Tapi
tidak. Pada kenyataannya, dia tidak menyukai suara dari raja baru itu-suaranya
membuatnya marah. Dia tidak menginginkan orang lain untuk menjadi raja, kecuali
dirinya.
Akan
tetapi, penasehat herodes memberitahu tga orang majus itu tentang apa yang
tertulis di buku mereka – apa yang Tuhan katakana tentang bayi raja itu:
“Pergilah ke betlehem. Disanalah engkau akan bertemu dengannya.”
Tiba-tiba,
bintang yang mereka lihat di timur mulai bergerak lagi, menunjukkan mereka
jalan. Tiga orang majus itupn mengikuti bintang itu keluar dari kota itu,
sepanjang jalan, ke dalam kota kecil di betlehem. Mereka mengikuti bintang
melewati jalan-jalan di betlehem, keluar dari bagian penting kota itu, melewati
bagian kota yang tidak begitu baik, ke dalam kota yang jelek, turun ke jalan
yang kotor, hingga itu berhenti tepat di…rumah kecil.
Tapi
tunggu. Itu bukanlah istana. Dan tidak ada penjaga, ataupun pelayan, ataupun
bendera. Atau karpet merah. Ataupun trompet. Atau apapun juga. Apakah mereka
salah? Atau apakah ini yang Tuhan maksudkan?
Tentu
saja, di rumah yang kecil itu –disana, duduk di atas pangkuan ibunya –
merekapun menemukannya. Anak raja itu. Tiga orang majus itu berlutut disebelah
raja itu.
Mereka meletakkan mahkota emasnya yang berkilauan. Mereka
menundukkan kepala
mereka yang mulia ke tanah dan memberikan dia harta bendanya
yang berharga.
Petualangan itupun dimulai berabad-abad sebelumnya, bahkan
sebelum memimpin tiga
orang majus itu kesana. Ke kota kecil itu. Ke rumah kecil
itu. Kepada anak kecil itu.
Kepada raja itu, Tuhan telah berjanji kepada Daud di
tahun-tahun sebelumnya.
Tapi anak ini adalah seseorang yang seorang raja yang
baru. Meskipun dia adalah
pangeran surga, dan ia telah menjadi miskin. Meskipun ia
adalah Tuhan yang kudus, dia
telah menjadi seorang bayi yang tidak berdaya. Raja ini
tidak datang untuk menjadi
seorang boss. Dia akan datang untuk menjadi seorang pelayan.
No comments:
Post a Comment