Minggu,
10 Juni 2012
Ibadah
Pertama: (sesi I) adalah:
Guru
: Hui Hui
Asisten I
: Yossi
Asisten II
: Angel
Ibadah
Kedua: (sesi II ) adalah:
Guru : Rini
N
Asisten I
: Adeline
Asisten II
: Samantha
Hadiah
Cerita mengenai Abraham dan Isak, dari Kejadian 22
Allah
mengetahui bahwa Rencana Rahasia Penyelamatan hanya bisa terjadi jika Abraham
percaya kepadaNya sepenuhnya. Allah harus memastikan Abraham dapat melakukan
apapun yang Ia katakan. Jadi, beberapa
tahun kemudian, Tuhan bertanya kepada Abraham untuk memberikanNya hadiah.
Abraham
sangat suka memberikan hadiah untuk Tuhan. Ia memberikan hewan2nya untuk Tuhan.
Mereka disebut “Persembahan” dan itu cara untuk mengatakan “Aku mengasihiMu”
kepada Tuhan.
Tapi
untuk kali ini Tuhan tidak ingin domba atau kambing, Tuhan ingin Abraham
memberikan sesuatu yang lebih – yang lebih lagi. Dia ingin Abraham untuk
memberikan anaknya, anak satu2nya, anak yang Ia kasihi – Isak.
Meletakkan
anaknya di atas mezbah dan membunuhnya sebagai persembahan? Bagaimana mungkin
Tuhan ingin Ia melakukan hal yang mengerikan seperti itu? Abraham tidak
mengerti. Namun ia mengetahui bahwa Allah adalah Bapa yang mengasihi dia. Jadi
Abraham percaya kepadaNya.
Besoknya
pagi2 sekali, Abraham dan Isak berangkat. Mereka mendaki, jejak bebatuan ke
gunung. Isak membawa kayu di pundaknya. Bapanya membawa pisau dan arang batu.
“Papa,”
kata Isak, “Kita mempunyai semuanya kecuali kita lupa domba untuk
dipersembahkan.”
“Tuhan
akan memberikan kita domba, anakku,” kata Abraham.
Mereka
membuat mezbah altar dan meletakkan kayu2 di atasnya. Abraham meminta anaknya
untuk naik diatas kayu. Isak tidak mengerti tapi Ia tahu bapanya mengasihi dia.
Dan Ia percaya kepadanya. Ia naik ke mezba altar dan Abraham mengikat anaknya
ke kayu. Isak tidak berontak atau mencoba untuk lari, Ia hanya terbaring disana
dengan tenangnya dan tidak mengeluarkan suara.
Semuanya
sudah siap. Abraham mengambil pisaunya. Airmata telah memenuhi matanya. Nyeri
mengisi hatinya. Tangannya gemetar. Dia mengangkat pisaunya tinggi2 ke udara –
“STOP!” kata Tuhan. “Jangan sakiti anak itu. Aku ingin dia hidup dan tidak
mati. Aku tahu sekarang bahwa kamu mengasihiKu karena kamu akan memberikanKu
anakmu satu2nya.”
Abraham
merasa hatinya melompat dengan sukacita. Dia melepaskan Isak dan memeluknya
dalam pelukannya. Isak tangis yang sangat hebat mengguncang seluruh tubuh orang
tua itu. Airmata membasahi matanya. Dan untuk waktu yang lama, mereka tetap
seperti itu, berpelukkan, anak dan bapanya.
Tiba2,
Abraham melihat seekor domba jantan tertangkap di semak2 berduru – Persembahan.
Tuhan telah memberikan mereka apa yang mereka perlukan tepat pada waktunya.
Domba jatan akan mati sehingga Isak tidak perlu mati. Dan Abraham mempersembahkan
domba jantan, pengganti anaknya.
Dan pada saat mereka duduk di puncak gunung, menyasikan bara api mati dalam malam yang dingin, bintang2 diatas mereka berkilau di langit yang biru, Tuhan membantu Abraham dan Isak untuk mengerti sesuatu. Tuhan ingin umatNya untuk hidup, bukan mati. Tuhan ingin untuk menyelamatkan umatNya, bukan menghukum mereka. Tapi mereka harus percaya kepadaNya.
“Suatu
hari nanti akan ada Seseorang yang akan lahir dalam keluargamu,” Janji Tuhan
kepada mereka. “Dan Ia akan membawa kebahagian ke seluruh dunia.”
Tuhan
sedang bersiap untuk memberikan seluruh dunia hadiah yang indah. Akan menjadi
cara Tuhan untuk mengatakan kepada umatNya, “Aku mengasihimu.”
Beberapa
tahun kemudian, anak yang lain akan naik ke bukin yang lain, membawa kayu di
pundak belakangnya. Seperti Isak, Ia akan percaya kepada BapaNya dan melakukan
apa yang BapaNya inginkan. Ia tidak akan berontak atau melarikan diri.
Siapakah
dia? Anak Allah, anak satu2Nya – Anak yang Ia kasihi.
Domba
Allah.
No comments:
Post a Comment